Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the cryout-serious-slider domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u1653016/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain bravada dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/u1653016/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Drama Musical Problema!: Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan - Belantara Budaya Indonesia
Drama Musical Problema!: Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Drama Musical Problema!: Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Drama Musical Problema!: Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Drama musical “Problema!” lahir untuk memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dengan Tajuk Dunia Tanpa Luka: Stop Kekerasan Terhadap Perempuan.

Drama musical ini menceritakan tentang masalah-masalah perempuan di keseharian mulai dari masalah di lingkungan sekolah, pernikahan, hingga masalah yang timbul di lingkungan tempat tinggal. Permasalahan demi permasalahan akan diuraikan di dalam 3 babak dan permasalahan ini akan dijawab dengan seorang Ibu RW yang bijak yang siap dengan segala motivasi yang diberikan. Segala laporan warga diterima dengan team Ibu RW yang seru dan sigap. Semuanya dicertitakan dan diselesaikan oleh LAPOR BU RW.

Kasus pertama bercerita tentang seorang anak perempuan yang dibully oleh salah satu geng karena dianggap kampungan di lain pihak di dalam geng tersebut seorang perempuan yang mendapat kekerasan fisik dari pacarnya hingga ancaman penyebaran video mereka berdua. Kasus kedua menceritakan kehidupan awal pernikahan yang harapan nya bahagia tetapi ternyata menjadi neraka. Suami yang selalu membentak dan ibu mertua yang selalu menyudutkan. Kasus terakhir menceritakan suatu keluarga dengan ekonomi ke bawah yang memiliki suami sering melakukan kekerasan fisik dihadapan anak-anak dan hingga mereka menjadi depresi.

Drama musikal ini bukan sekadar hiburan—ia adalah seruan. Seruan untuk lebih peka, lebih peduli, dan lebih berani bersuara terhadap berbagai bentuk kekerasan yang masih dialami perempuan setiap harinya. Dari sekolah hingga rumah tangga, dari hubungan asmara hingga tekanan ekonomi, kekerasan hadir dalam banyak rupa—baik fisik, verbal, hingga psikologis. Melalui Drama Musical ini, dapat dipahami bahwa pencegahan kekerasan terhadap perempuan dimulai dari mendengarkan, mempercayai, dan mendampingi. Karena setiap perempuan berhak untuk hidup dengan aman, dihargai, dan dicintai—tanpa takut, tanpa luka, dan tanpa suara yang dibungkam.